KARAKTER PEMACET UANG (Part 2)

Tiga karakter pemacet uang; 1). Al-Hammi wal Hazan, 2). Al-‘Ajzi, 3). Al-Kasal, sudah saya share, bagi yang belum baca, linknya di kolom komentar.

 

Saya lanjutkan;

 

4. Al-Jubn (Pengecut)

 

Uang itu dicipta melayani Anda. Tabiat pelayan itu hormat dan tunduk kepada majikan. Asal majikannya waras, tabiatnya uang itu hormat dan tunduk.

 

Al-jubn atau sikap pengecut itu karakter diri yang jadikan uang kehilangan rasa hormat dan segannya kepada Anda. Ibarat pelayan mengtahui bobrok majikannya, dia pun hilang rasa hormatnya.

 

Lari dari tanggung jawab, culas, manipulatif, playing victim, memperalat orang untuk untungnya sendiri, dan lainnya itu di antara kategori pengecut.

 

Pengecut itu disuapi makanan malahan lengan penyuapnya digigit, dikasih tumpangan kapal, malahan kapalnya dia bocori.

 

Pengecut itu dia yang bikin ulah, orang lain yang harus bertanggung jawab. Dia yang punya anak istri, bantuan sosial yang diharap bisa menyejahterakan. Dan seterusnya.

 

Kalau sudah begitu, uang kehilangan simpati, segan, hormat dan takzimnya kepada majikan. Selanjutnya melarat.

 

5. Al-Bukhl (Bakhil)

 

Membelanjakan harta itu sistem aliran rezeki yang dicipta oleh Tuhan, ibarat air adalah sistem pipa dan irigasi.

 

Anda check out Shoppe, uang Anda mengalir. Anda berikan nafkah, uang Anda mengalir. Anda bayar sedekah, uang Anda mengalir. Uang itu mengalirnya kalau dibelanjakan.

 

Kalau Anda bakhil, sistem belanja Anda kurang sehat karena banyak sumbatan energi, efeknya jelas aliran rezeki Anda sendiri yang terpampat.

 

Setara dengan bakhil itu irit. Bedanya bakhil itu irit kepada orang lain, irit itu bakhil kepada diri sendiri.

 

6. Dhala'id Dain (Terlilit Hutang)

 

Hutang yang mengemplang itu sama seperti bakhil, yaitu menyumbat aliran uang mengalir.

 

Si penghutang sudah dengan sukarela mengalirkan uangnya kepada Anda dengan pinjaman yang harus dikembalikan, malah uangnya berhenti mengalir di dalam diri Anda. Ya sudah, di situ uang Anda stroke.

 

Hutang tidak jadikan Anda miskin, yang jadikan miskin itu bayar hutangnya. Kalau bermasalah bayar hutang, ya melarat, kalau konsisten bayar hutangnya ya makin kaya.

 

Saya banyak kenal dengan para pengusaha kaya. Mereka yang sukses bisnis modal hutang itu banyak, yang sukses dengan anti hutang juga banyak.

 

Namun mereka yang sukses bayar hutang selalu mereka yang disiplin bayarnya, entah dengan cash maupun kredit.

 

7. Ghalabatir Rijâl (Dikuasai Orang)

 

Saya pernah baca satu quote, “Kalau Anda tidak punya impian sendiri, maka hidup Anda hanya akan untuk mewujudkan impian orang lain.”

 

Sistem alam semesta itu homo homini lupus est dimana manusia adalah serigala bagi sesama manusianya.

 

Dalam mewujudkan impian pun begitu, kalau Anda tak punya impian sendiri, maka orang lain yang akan mempekerjakan Anda untuk mewujudkan impiannya.

 

Selagi sehat, tidak masalah. Artinya sehat, dilakukan dengan sukarela, dan masing-masing pihak bisa peroleh untung, hak dan kewajibannya.

 

Yang jadi masalah ketika Anda terjebak orang yang hubbud dun-ya (cinta dunianya) kelewat batas, sehingga obsesinya pada impian dunia sangat besar.

 

Disitu dia akan persis seperti serigala. Dia mengajak Anda bekerja, namun Anda merasakan kalau diri Anda hanya dipekerjakan untuk mewujudkan impiannya, sementara dengan keadaan diri Anda, entah itu impian Anda, cita-cita Anda, kepentingan Anda, eksistensi Anda, hak-hak Anda, dia sama sekali tidak peduli.

 

Parah lagi, sesudah Anda berjerih payah sendiri, disambi-sambi kerja kepadanya, Anda menyambi berkreatifitas sendiri wujudkan impian Anda sendiri, sesudah mulai terwujud, dia malah mendengki dan toxic. Anda cuma diharapkan jadi kacungnya tanpa dihargai. Kurang ajar pokoknya.

 

Itu masih mending. Lebih repot lagi Anda sampai dianiaya, dizalimi, diperas, dimanfaatkan, dan lainnya.

 

Itulah kondisi dimana Anda terjebak di dalam ghalabatir rijâl (dikuasai orang).

 

Nah keadaan-keadaan dikuasai orang begitu jadikan rezeki Anda lelet karena energi Anda habis untuk dimakan olehnya.

 

Kalau sudah begitu menghadapunya gunakan resep ngalah, ngalih, ngamuk.

 

Muhammad Nurul Banan

Gus Banan

Spiritual Prosperity Class

2 thoughts on “KARAKTER PEMACET UANG (Part 2)”

Leave a Reply to Betty1844 Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top