تَفَرَّغُوا مِنْ هُمُومِ الدُّنْيَا مَا اسْتَطَعْتُمْ ، فَإِنَّهُ مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّهِ أَفْشَى اللَّهُ ضَيْعَتَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ، وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ أَكْبَرَ هَمِّهِ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أُمُورَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ ، وَمَا أَقْبَلَ عَبْدٌ بِقَلْبِهِ إِلَى اللَّهِ إِلا جَعَلَ اللَّهُ قُلُوبَ الْمُؤْمِنِينَ تَفِدُ إِلَيْهِ بِالْوُدِّ وَالرَّحْمَةِ ، وَكَانَ اللَّهُ إِلَيْهِ بِكُلِّ خَيْرٍ أَسْرَع
Artinya: “Anda rilekslah dari kesedihan-kesedihan dunia selagi Anda mampu. Maka sungguh barangsiapa yang urusan dunia menjadi prioritas kesedihannya, maka Allah akan memperluas kehilangannya dan menjadikan kefakiran di antara kedua matanya. Dan barangsiapa yang menjadikan urusan akhirat sebagai prioritas kesedihannya maka Allah akan mengumpulkan urusan-urusannya untuknya, dan menjadikan kekayaan di hatinya. Tidak ada seorang hamba yang hatinya hanya menghadap kepada Allah kecuali Allah menjadikan hati orang-orang mukmin mengapresiasi dengan cinta dan kasih padanya, dan Allah lebih mempercepat segala kebaikan.” (H.R. Ath-Thabrânî)
Seperti yang saya jelaskan kemarin; “Inside Prosperity #1” bahwa rezeki materi adalah fasilitas alam semesta untuk melayani body Anda. Body karakternya menolak diberi atensi prihatin, Anda ajak puasa, perut Anda menolaknya. Karena ini atensi rasa prihatin pada rezeki justru akan memblokir keberlimpahan rezeki Anda. Merasakan rezeki susah dicari, merasakan duit langka didapatkan, merasakan harga barang mahal-mahal, merasakan pekerjaan susah didapatkan, dan hal-hal lain yang beratensi rasa prihatin pada rezeki menjadikan rezeki terblokir, sebab karakter rezeki adalah karakter body di mana body maunya dibawa happy dan enjoy.
Memprihatinkan rezeki materi tidak ubahnya Anda memasang empati yang salah pada keadaan tertentu, mirip kelahiran bayi yang seharusnya Anda sambut dengan rasa perayaan bahagia malahan Anda pasang empati duka cita layaknya kematian.
Masalah ini menjadi sangat jelas ketika saya menemukan hadits Nabi S.A.W. di atas, “Anda rilekslah dari kesedihan-kesedihan dunia selagi Anda mampu. Maka sungguh barangsiapa yang urusan dunia menjadi prioritas kesedihannya, maka Allah akan memperluas kehilangannya dan menjadikan kefakiran di antara kedua matanya.”
Ya memang begitulah, rezeki materi itu katak saja dijatah memperolehnya, tidak ada keistimewaan apa-apa untuknya, rezeki materi bukan sesuatu yang berarti dan bermakna. Dugem saja terus menerus asalkan Anda merasa happy itu akan menarik keberlimpahan rezeki. Namun menarik rezeki dengan dugem, silakan Anda tanggung sendiri energi negatifnya yang nanti akan menghantam Anda, sebab dugem bersifat hiburan. Anda hidup dipenuhi gemerlap hiburan, Anda akan kehilangan kontrol dan kendali diri, jadikan hidup Anda berantakkan, itu saja efeknya. Tidak percaya dugem bisa menarik rezeki? Lihat saja Maria Ozawa hahaha. Rezeki materi itu asal happy, asal enjoy, asal asik, semuanya menjadi penarik rezeki.
Seperti dijelaskan hadits di atas, memprihatinkan rezeki justru akan menjadikan Anda pesakitan dengan urusan materi itu sendiri, Anda akan kehilangan peluang-peluang aliran rezeki, dan bahkan kehilangan kekayaan, itu disebabkan rezeki itu urusan body Anda, body menolak untuk susah dan prihatin.
Banyak sekali orang-orang yang sebenarnya mengalami trauma-trauma kepedihan rezeki. Trauma-trauma tersebut mengendap dan mengakar kuat di pikiran bawah sadar mereka kalau rezeki adalah hal yang sangat susah didapatkan.
Di Workshop Kesadaran Kesemestaan di Bandarlampung kemarin saya menghadapi kasus ini. Ada seorang peserta, ketika saya install program prosperity awarenness, dia malahan menangis pilu, ketika saya sambungkan ke channel kemiskinan dia malah tersenyum-senyum.
Kisah hidupnya mirip yang saya alami secara pribadi. Terlalu banyak trauma-trauma kemiskinan yang mengendap di alam bawah sadar. Saya dan dia lahir dari keluarga miskin yang banyak mengalami masalah-masalah finansial sehingga menjadi trauma mentalitas.
Dia benar-benar mirip saya, lahir sebagai anak orang miskin namun berdedikasi kuat untuk berubah. Anak demikian tentu pantang menyerah. Karakter ini yang kemudian membawanya bertemu dengan saya di Workshop Kesadaran Kesemestaan. Jika level mentalnya belum sampai di titik ini, apalagi disuruh bayar mahal untuk 2 hari workshop, untuk dengarkan nasehat saja susah.
Meng-install program prosperity awarennes yakni program kesadaran kemakmuran bagi seorang trainer memang hal mudah, tetapi yang susah adalah penyiapan wadah kesadaran Anda untuk menerima program tersebut. Peserta workshop saya di atas, sebelum dia sampai di kelas pemeberdayaan saya, dia adalah pemuda yang bercita-cita tinggi, pekerja keras, taat ibadah, humoris, santun, berdedikasi kuat, berkemauan keras. Karena karakter ini kemudian membawanya naik ke level kesadaran berikutnya yakni prosperity awarennes itu sendiri.
Jadi, memang programnya sederhana mengganti rasa susah pada rezeki menjadi rasa happy rezeki, tetapi hanya Anda yang berdedikasi dalam hidup yang sampai pada value of life ini. Segala perubahan terikat mekanisme “man jadda wajada”.
Jadi “kebablasannya” adalah kesulitan kehidupan seperti kesulitan rezeki diturunkan untuk memberi gaya gesek agar Anda berubah, tetapi Anda terlalu malas, yang akhirnya perubahan itu tidak terjadi, tetapi malahan Anda memberi atensi kalau rezeki adalah hal yang memprihatinkan.
Banyak orang yang ingin berubah hidupnya tetapi tidak sanggup menerima gaya gesek, padahal semua perubahan di alam semesta terjadi melalui proses gesekan, kayu akan berubah menjadi kertas harus dirajang-rajang dan digiling rancu di dalam mesin pencetak kertas, semua perubahan lahir dari gesekan.
Maka ini wajar jika para ulama mempersiapkan perubahan untuk santrinya dengan membangun mental “khidmah” para santri. Santri ingin berubah harus berani melayani kyai tanpa pamrih. Kyai kehujanan, santri harus memayungi dengan tulus tanpa mempedulikan dirinya sendiri kehujanan. Itu dilakukan kyai demi memberikan gaya gesek yang seimbang untuk perubahan hidup santri itu sendiri. Banyak calon peserta workshop yang baru digesek tarif kemudian mundur, ini disebabkan kesiapan wadah untuk berubah yang masih alpha.
Atensi prihatin jika ingin menjadi keberlimpahan rezeki seharusnya diafirmasikan pada area chakra jantung ke atas, yakni ke area spiritual. Urusan ilmu, urusan akhirat, urusan spiritual ini area-area yang harmoni diberi atensi rasa prihatin. Sebab ilmu, akhirat dan spiritual ini adalah program-program istimewa dari-Nya untuk diri manusia. Tidak ada anjing memahami spiritual, mengenali ilmu, apalagi ada anjing dikenalkan urusan akhirat? Area chakra jantung ke atas, istimewa untuk Anda, Anda layak memberi atensi rasa prihatin.
Sebab ini hadits di atas merilis, “Dan barangsiapa yang menjadikan urusan akhirat sebagai prioritas kesedihannya maka Allah akan mengumpulkan urusan-urusannya untuknya, dan menjadikan kekayaan di hatinya.”
Area chakra jantung ke atas adalah area istimewa umat manusia. Anda yang memprioritaskan agar area tersebut cemerlang hingga Anda memperjuangkannya dengan rasa prihatin dan kesungguhan, akan meningkat kualitas kesadarannya. Kesadaran meningkat, hati pun penuh rasa kaya. Hati yang kaya itulah pemanggil semua realitas keberlimpahan.