Pernah saya jelaskan, di luar shalat, Anda berpapasan dengan tetangga, lalu Anda tidak menyapanya, itu menjadi tidak beretika. Coba ketika Anda di dalam shalat, ada tetangga lewat lalu Anda menyapa, Anda beretika?
Selain shalat, misal puasa, zakat, dan haji, Anda masih terhubung dengan selain-Nya. Di dalam shalat, Anda hanya dapat terhubung dengan-Nya. Anda batal shalatnya ketika dalam shalat Anda menyapa tetangga yang lewat, artinya di dalam shalat “hanya ada Anda dengan Allah.”
Di dalam garis lurus perjalan alam Anda, kehidupan yang Anda hanya terhubung dengan Allah adalah alam kubur. Di alam mati, Anda ingin bakso tidak ada orang menjualnya kecuali Allah. Di sana Anda ingin tidur nyaman, tidak ada kasur, kecuali Allah. Di sana Anda ingin berkeluh kesah tidak ada soulmate kecuali Allah. Di alam mati, Anda hanya terhubung dengan Allah.
Di dalam shalat, Anda hanya dengan Allah saja saling terhubung, selain Dia tidak diperkenankan Anda terhubung. Ini persis mati di mana Anda hanya dengan Allah saja dapat terhubung.
Karena itu, shalat tidak lain pelatihan mati Anda.
Ingatlah mati dalam shalatmu, karena apabila seseorang mengingat mati dalam shalatnya, niscaya ia akan bersusah payah memperbaiki shalatnya. Dan shalatlah seperti shalatnya seseorang yang tidak mengira akan shalat lagi.” (H.R. Ibn Majah).
Jika mati menjadikan Anda hidup, artinya sesudah sekarat justru Anda hidup selamanya di alam kubur, maka shalat pun menjadikan Anda hidup, artinya sukses.
Dalam sebuah penelitian, seseorang mengucapkan kata-kata bunuh diri, aku mau mati, aku mau mati, aku mati dengan penghayatan yang sangat dalam itu akan masuk ke bawah sadar. Dan, terbukti ia akhirnya bunuh diri. Nah, kekuatan pikiran inilah yang akan menjadi sesuatu yang akhirnya menjadi suatu perbuatan negatif.
Afirmasi penghayatan rukun-rukun dan doa-doa dalam shalat jika dihayati dengan khusyuk sebenarnya metode keberlimpahan hidup dari dalam diri yakni metode bagaimana mempengaruhi pikiran bawah sadar agar konsisten di zona keberlimpahan.
Kenapa dalam shalat kata-kata takbir dan doa diucapkan terus berulang. Karena, disitulah kekuatannya. Seperti dalam sebuah iklan produk, yang terus diulang-ulang, akan direkam dalam memori, hingga pelanggan dengan mudah mengingat kemudian membeli produk tersebut. Inilah yang disebut the power of repetition.
Lima waktu shalat dengan gerakan dan bacaan yang diulang-ulang akan mengubah cara berpikir Anda. Maknai bacaan-baccan shalat seluruhnya, dari urusan ekonomi, derajat, sejahtera, cinta, kasih, kemanusiaan, harta, kerezekian, ilmu dan semua yang ada di dalam hidup dan mati itu ada di dalam bacaan dan doa shalat. Jika diulang-ulang, minimal 5 kali sehari, Anda sukses, seperti konsep the power of repetition di atas.
“Dan mintalah pertolongan kamu sekalian dengan sabar dan shalat, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Ditegaskan kembali dalam ayat lainnya, “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)