UANG DAN DOSA KECIL

Ada seorang santri rutinkan baca shalawat, “Shallallâh ‘alâ muhammad,” setiap harinya 1000 kali, ijazah dari gurunya agar rezekinya lancar.

 

Dan benar, setelah konsisten merutinkan, lima tahun kemudian dia kaya.

 

Padahal shalawat tersebut kalau dibaca 1000 kali paling cuma butuh waktu 10 – 15 menit, namun rutin setiap hari energi kayanya pun terkumpul, menumpuk, lalu meledak.

 

Pertanyaannya, kalau 10 – 15 menit untuk baca shalawat bisa kumpulkan energi kaya seperti itu, andai setiap hari 10 – 15 menit digunakan untuk menonton bokep, maka 5 tahun kemudian apa yang terjadi?

 

Energi bokepnya terkumpul, tertumpuk, dan tentu lalu meledak.

 

Malcolm Gladwell dalam buku non-fiksi karangannya “Outliers“, menyebut bahwa jika Anda ingin menjadi ahli, Anda perlu melakukan kegiatan yang ditekuni itu selama 10 ribu jam. Teorinya dinamai “teori 10 ribu jam”. Bunyinya kira-kira begini :

 

“Seseorang akan menjadi ahli dalam suatu bidang tertentu yang diinginkan setelah dia melakukan dan mempelajarinya dalam waktu 10.000 jam.”

 

Sepuluh ribu jam itu, kalau dikonversi pada kegiatan 5 jam/per hari, maka dia membutuhkan 2 ribu hari. Kalau dijadikan tahun (seminggu 5 hari, 1 tahun sama dengan 260 hari), hasilnya adalah 7,7 tahun.

 

Setiap hari sempatkan 10 – 15 menit menonton bokep, setiap hari sempatkan 10 – 15 menit untuk menyakiti istri, setiap hari sempatkan 10 – 15 menit untuk ghibah orang lain, setiap hari sempatkan 10 – 15 menit untuk stalking akun mantan, ya Anda bisa hitung sendiri untuk mencapai 10 ribu jam.

 

Energi alam semesta itu konsisten membayar lunas dengan mekanisme titik balik. Di Indonesia, energi matahari di siang hari bersinar 12 jam, malam harinya di balas setimpal 12 jam matahari tenggelam, dan selalu stabil demikian di berbagai musim.

 

Di negara-negara kutub, di musim dingin, matahari di siang hari sangat singkat, namun dibalas setimpal dengan malam yang sangat panjang.

 

Nanti di musim panas, titik balik matahari membalasnya setimpal, malam hari menjadi sangat singkat, dan siang hari menjadi sangat panjang. Lunas.

 

Karena itu, keburukan dan kebaikan akan lunas dibayar.

 

مَن يَّعۡمَلۡ سُوٓءا يُجۡزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدۡ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّا وَلَا نَصِيرا

 

“Barangsiapa yang mengerjakan keburukan, niscaya akan diberi balasan dengan keburukan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (Q.S. An-Nisa’ : 123).

 

Yang jadi masalah itu koleksi terkumpulnya energi keburukan jika rutin dilakukan ya lama-lama jadi bukit.

 

Baca shalawat 10 – 15 menit tiap hari saja bisa jadi bukit kaya, kalau keburukan 10 – 15 menit, bagaimana? Tentu algoritmanya sama.

 

Sebab itu tubuh Anda perlu terapi setiap hari agar keburukan atau dosa-dosa kecil bisa dicicil untuk dinetralkan. Ibarat sampah-sampah kecil, dicicil dengan disapu dan dibuang, biar tidak menumpuk.

 

Terapinya bagaimana? Kalau saya sendiri memilih tiap hari mandi taubat (ghuslut taubah).

 

Saya tidak luangkan mandi khusus untuk taubat, kecuali sedang merasa ada dosa yang harus segera ditaubati, baru saya mengkhususkan mandi taubat.

 

Kalau untuk terapi taubat harian, saya hanya memanfaatkan mandi harian saya, diniati mandi taubat. Kecuali saat mandi junub. Tata cara mandi taubat mudah disearch di Google.

 

Kemudian setiap hari juga sempatkan Shalat Sunat Taubat dan istighfar minimal 100 kali.

 

Persoalannya kalau tidak dicicil dengan terapi taubat, keburukan dan dosa kecil itu lama-lama membukit, dan di titik tertentu berefek buruk dengan resiko berat.

 

Ketika sudah membukit, itu tanda mengabaikan dan meremehkan, disitulah akan merasakan ma'îsyatan dhankâ (penghidupan sempit);

 

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

 

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (Q.S. Thâhâ : 124)

 

Dan dalam situasi ma'îsyatan dhanka (penghidupan sempit) tersebut, tentu kehidupan finansialnya juga menyempit, duit ruwet.

 

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ

 

“Sungguh seseorang akan dihalangi rezekinya dengan dosa yang dilakukannya.” (H.R. Ahmad)

 

Dosa bisa menghalangi rezeki? Ya bisa. Itu mantan kiper nasional di Timnas Indonesia, sekarang buta dan harus jualan emping di Tiktok, lantaran dosa sebagai pemabuk, tukang selingkuh, dan arogan kepada keluarga.

 

Itu memang dosa-dosa besar, namun dosa kecil pun yang terkoleksi harian ya akan membukit, dan tentu beresiko sama.

 

Muhammad Nurul Banan

Gus Banan

Spiritual Prosperity Class

1 thought on “UANG DAN DOSA KECIL”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top