WADAH RASA SHALAT DHUHÂ

Sistem rezeki itu didatangkan kepada Anda bukan untuk dikejar oleh Anda, begitu pesan dari shalat Dhuhâ.

 

Pesan shalat Dhuhâ jelas tersirat dalam ma’tsurât doanya;

 

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

 

“Ya Allah, waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, kecantikannya ialah kecantikan-Mu, keindahannya adalah keindahan-Mu, kekuatannya adalah kekuatan-Mu, kekuasaannya adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungannya adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram, sucikanlah, jika masih jauh, dekatkanlah, berkat waktu Dluha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan

kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh”.

 

Di situ tersurat, jika rezeki masih di atas langit, mohon diturunkan, bukan supaya Anda naik ke langit dan mengambilnya. Jika rezeki ada di dalam bumi, mohon agar dikeluarkan, bukan supaya Anda menggali bumi dan mengambiknya. Jika rezeki sukar, mohon agar dimudahkanlah, bukan Anda supaya sibuk cari jalan keluar.

 

Jika rezeki haram, mohon agar disucikan, bukan supaya Anda menyucinya. Jika rezeki masih jauh, bukan supaya Anda mengejarnya, tapi mohonlah didekatkan.

 

Ini indikator kalau Anda itu makhluk yang dilayani oleh rezeki, bukan supaya Anda jadi budak yang disuruh-suruh mengejar dan kerja keras demi rezeki, tapi Anda adalah maharaja yang kedudukannya didatangi rezeki.

 

Nah agar pesan shalat Dhuhâ teraplikasi dalam diri Anda, diri Anda perlu menjadi wadah rezeki, menjadi bak yang siap menampung rezeki.

 

Uang itu mendatangi orang yang gembira, orang yang happyfun, tidak peduli Anda orang bahagia atau tidak.

 

Maria Ozawa, Yamada Anna, Taira Yuna, Kiyohara Kaya, Ameri Ichinose, mereka—sebutlah—bukan wanita shalihah yang bahagia dan mulia. Sedang di luar rumah, lalu bertemu publik, mereka kerap diledek publik dengan kata-kata porno dan penuh godaan.

 

Mereka bukan wanita shalihah dan mulia, tapi duit mereka banyak, bukan? Itu karena mereka sudah selaras dengan energi uang yakni happyfun, mereka senang saja hidupnya.

 

Senang itu beda dengan bahagia. Kalau bahagia, Anda sedang miskin papa, dihina-hina orang, tapi hati Anda temukan keikhlasan sehingga diterima dengan rasa ridha dan penuh harapan ampunan Tuhan, itu Anda orang bahagia, tapi tidak senang.

 

Nah energi uang itu mendekat kepada rasa senang, tidak peduli Anda bahagia atau tidak. Nyatanya Maria Ozawa dan akhwat-akhwatnya di dunia bisnis pornografi duitnya banyak.

 

Cacing saja yang instingnya makan dan kawin, ia didatangi rezeki, itu karena makan dan kawin itu energi happyfun.

 

Nah agar Anda menjadi wadah yang siap didatangi rezeki, Anda harus siapkan rasa senang dan gembira ketika shalat Dhuhâ.

 

Banyak orang yang shalat Dhuhâ tapi karena dipicu rasa duka pada rezeki. Iya merasa rezekinya kurang, lalu ia shalat Dhuha, merasa rezeki seret, lalu ia shalat Dhuha, merasa hutang banyak, lalu ia shalat Dhuhâ. Ini adalah shalat Dhuha dengan uanggahan rasa duka.

 

Sementara uang itu energi happyfun, diunggahi rasa duka, ia jadi enggan mendekat.

 

Karena itu kalau mau menjadi wadah rezeki yang siap didatangi uang, ketika shalat Dhuha harus diunggahi rasa senang, rasa happyfun.

 

Shalat Dhuhâ dengan dengan akses, “Saya senang telah banyak dianugerahi rezeki,” ini unggahan rasa yang tepat. Merasa gembira telah banyak dianugerahi itu rasa yang seharusnya diunggah saat shalat Dhuhâ.

 

Katakanlah unggahan rasa yang tepat saat shalat Dhuhâ itu mendirikan shalat Dhuhâ karena bersyukur bukan karena menderita.

 

Ini wadah rasa yang harus Anda siapkan dalam shalat Dhuhâ agar Anda didekati dan didatangi rezeki.

 

Sesudah siap dengan akses rasa happyfun, selanjutnya Anda melangkahkan diri dalam hidup dengan amal shalih, dengan rasa takwa kepada-Nta agar rezeki yang datang kepada Anda bukan seperti rezekinya Maria Ozawa yang panas, tetapi seperti rezekinya Nabi Sulaiman yang berkah, sebagaimana pesan terakhir yang tersirat dalam ma’tsurât doa shalat Dhuhâ yakni dilimpahi rezeki seperti rezekinya orang-orang shalih.

 

Muhammad Nurul Banan

Gus Banan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top