Dengan apa Tuhan menghargai para penaat-Nya di dunia ini? Dengan duit. Dengan apa Tuhan menjatuhkan para pemaksiat-Nya? Dengan duit. Inilah istimewanya duit, yang hakiki dan yang ilusi dieksekusi dengan duit.
Abdurrahman bin Auf dan Robert Kiyosaki dinaikan level spiritualnya dengan duit. Maria Ozawa dan Sora Aoi dijatuhkan spiritualnya juga dengan limpahan duit.
Para pencapai hikmah ilahiyat mencapai wisdom dengan dimelaratkan duit, para pemaksiat-Nya banyak menerima azab banyak juga dengan dimelaratkan duit.
Di alam material ini, duit boleh disebut intisari Tuhan berbagi kebijaksanaan, duit menjadi alat Tuhan menarik dan berbagi bahagia sekaligus menarik dan berbagi derita. Dengan duit, Tuhan menjadi Maha Kuasa.
Tuhan tidak ada tersinggungnya dengan duit, rasa sakit hati atau pun euforia dengan duit tidak ada. Enteng saja Tuhan memberi duit pada Maria Ozawa walaupun dengan pemberian-Nya itu jadikan Maria Ozawa yang tadinya hanya bermain satu lawan satu, jadi berani satu lawan dua, dan lebih berani lagi satu lawan keroyokan.
Namun juga, Tuhan tidak tersinggung hati, Dia enteng-enteng saja melimpahkan kekayaan terbaik di dunia ini kepada Bill Gates lantaran amalan kemanusiaan Bill Gates yang menakjubkan.
Sedemikian lihai Tuhan terlepas keterikan dengan duit, sehingga seenaknya Dia tarik dan lepas duit. Dan anehnya seenaknya Tuhan menarik dan melepas duit, Tuhan tetap berduit banyak, dan menjamin duit untuk setiap makhluk melata di Bumi-Nya. Kata lainnya, “Tuhan makmur duit.”
Seenaknya dengan duit artinya Tuhan tidak sensitif dengan duit. Ini yang harus kita ukur ke dalam diri kita, karena kita sebaliknya sangat sensitif dengan duit. Andai Tuhan sensitif dengan duit? Kira-kira bagaimana mekanisme alam semesta ini?
Di dalam spirit Anda telah terprogram mental Tuhan terhadap duit. Anda kalau melihat anak Anda berprestasi seringkali memberi hadiah istimewa, tentu itu duit. Menjerakan anak Anda yang nakal juga dengan duit, misal tidak mau belikan mainan kalau anak Anda tidak mau mengubah kelakuan buruknya.
Anda juga kadang memberi duit pada anak karena ada ancaman dari anak, kadang juga memberi duit pada anak karena ada pujian dari anak. Artinya di dalam diri Anda sebenarnya sudah ter-install intisari Zat Tuhan sebagai pemain duit.
Spirit Anda adalah program mental Tuhan karena ini Anda dalam sebuah hadits diperintah untuk berakhlak seperti akhlak Tuhan. Sebab ini mental Tuhan terhadap duit ada dalam spirit Anda.
Penghambat spirit Anda bermental ringan hati terhadap duit karena Anda terlalu mengistimewakan duit, sehingga duit sangat berharga. Barang berharga konsekuensinya jadi langka.
Kalau Anda merasa duit susah dicari, sebenarnya titik masalahnya “duit masih sangat istimewa di hati Anda”.
Afat psikisnya terhadap “barang istimewa”, Anda jadi sangat sensitif terhadap duit. Enam tahun lalu saja saya masih sangat sensitif dengan uang seribu perak.
Bukateja, tempat saya tinggal, adalah wilayah kota kecamatan. Tentu parkir kendaraan di pasar dan daerah pertokoan itu hal lumrah jika siang hari.
Suatu malam saya belanja di Indomaret, di situ ada tukang parkirnya. Pikir saya, “Malam-malam kok ada parkiran. Kurang ajar!” Lalu dengan wajah melengos dan agak jutek saya membayar uang parkir seribu perak.
Di sini sensitifnya saya pada duit seribu perak. Seribu perak saja digenggam kencang, dicengkram kuat-kuat, hingga sekedar bayar parkir seribu perak malam hari di kota kecil seperti Bukateja, saya merasa berat hati.
Beda dengan sekarang. Ketika saya belanja malam hari di Indomaret, lalu ada parkiran, hati saya merasa bahagia, “Alhamdu li-llâh saya ke Indomaret malam hari bisa mengalirkan rezeki untuk tukang parkir. Memberlimpahinya,” kata hati saya dengan rasa bahagia.
Bukankah beda sekali kesadaran saya 6 tahun lalu dengan sekarang?
Dan mengunduh rasa bahagia dengan kesadaran memberi seribu perak pada tukang parkir, untuk saya ini latihan mental yang cukup lama.
Lalu bagaimana melatih diri agar jadi ringan hati pada uang? Latihannya cuma dengan meningkatkan pembiasaan belanja dan pengeluaran lainnya.
Begini, awal saya beli tanaman hias, harga 35 ribu sudah terasa mahal. Dibiasakan terus angka tersebut sampai terbiasa. Angka 75 ribu untuk tanaman hias belum dikenali.
Lalu ketika beli tanaman hias lagi, naikan ke harga 75 ribu. Lalu biasakan.
Saat di angka 75 ribu itu angka-angka di atasnya belum dikenali. Lalu naik bertahap, pelan-pelan, sampai terasa biasa saja. Kalau sudah biasa saja itu artinya hati sudah kenali rasa ringan.
Dan terus begitu, hanya tingkatkan dan biasakan.
Angka sedekah juga begitu. Angka berapa yang biasa Anda keluarkan itu tingkatkan bertahap, pelan-pelan saja, hingga kemudian terasa biasa-biasa saja.
Dan ingat! Jangan ngawur! Jangan ngawur maksudnya tetap lihat kondisi duit Anda. Penghasilan 3 juta, latihannya beli kaos harga 1,5 juta, ya goblok!
Angka duit yang berat itu karena belum Anda kenali, harus dikenalkan, lalu biasakan. Tujuannya meruntuhkan kemelakatan terhadap nilai istimewa duit sehingga tidak tersinggungan dengan duit.
Kalau latihannya dengan memperbesar belanja dan sedekah seperti itu, berarti makin boros, lalu kapan duitnya tambah? Eeh Anda percaya dengan ini, tidak?
“Dari Abu Hurairah R.A, Nabi S.A W bersabda;
أَنْفِقُ يَا بِلاَلُ! وَلاَ تَخْشَ مِنْ ذِي الْعَرْشِ إِقْلاَلاَ “
“Belanjakanlah (hartamu), hai Bilal! Jangan takut dipersedikit (hartamu) oleh Zat Pemilik Arsy.” (H.R. Baihaqi)
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan apa saja yang kamu belanjakan, Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang tebaik.” (Q.S. Saba : 39)
Justru cara menambah duit itu dengan membelanjakannya, kalau menambah duit dengan cara mengumpulkan harta, itu mah ajaran Qorun, ujung-ujungnya ditelan bumi.
Karena itu sejak masih kere, sejak masih memegang nominal kecil duit, latihlah untuk ringan hati kepada duit. Enteng dengan duit. Sehingga ketika nominal duit Anda membesar, Anda enteng-enteng saja meninggalkan duit karena terbiasa dengan duit yang tidak lagi istimewa. Dengan demikian duit selalu ringan di hati.
Nanti kalau angka-angka duit sudah jadi pembiasaan sehingga terasa ringan di hati, apapun ikhtiyar Anda untuk hasilkan uang akan seperti benih kecambah disiram hujan. Yang penting ikhtiyarnya tetap konsisten dijalankan, jangan berhenti.
Ketika Anda bisa ringan hati pada duit, duit menjadi bukan hal yang istimewa. Ketika sesuatu bukan lagi hal istimewa, sesuatu tersebut menjadi barang rongsokan yang dimana-mana ada, dimana-mana banyak.
Muhammad Nurul Banan
Gus Banan